7 Hari Jadi Juragan ( Bagian 4)
Hari ke5 Promosi Gratis
Kata orang, kreatif itu berfikir diluar kotak. Menurut saya, kalau mau beneran kreatif, berfikirlah tanpa kotak. Karena diluar kotak, artinya masih membandingkan dengan kotak disampingnya. Kalau tanpa kotak, tak ada pembanding sebelumnya.
Selama itu halal, hajar saja..!
Promosi intinya apa sih? Membuat target pasar Anda mengetahui produk/mereknAnda, sehingga mereka ingin mencoba. Artinya tidak ada keharusan untuk bayar baru sah disebut promosi kan..? Toh sekarang banyak media-media gratis seperti Blog, Facebook, Twit, juga Yukbisnis tentunya. Bukan hanya gratis, media sosial terbukti menghasilkan efek viral dalam penyebaran 'virus' merek Anda.
"Tapi Mas J, itu kan untuk orang yang melek internet doank. Gimana kalau emak-emak dinosaurus kayak kita..?". Tenang Mak.., bisa coba kirim lagu di radio, "Mau kirim lagu buat semua kru 'Batagor Emak Cantik' donk. Lagunya: Udah Putusin Aja..!". Cara lain, seringsering menghilang di Mal deket lokasi
usaha, "Pengumuman, panggilan kepada Emak Cinta dari Batagor Emak Cantik, ditunggu rekannya di informasi..!". Coba sehari 10 x menghilang, cepet deh terkenalnya. Sering-sering boarding terlambat juga membuat Anda terkenal se-bandara.
Cara lain lagi..
Promosi yang terbaik adalah langsung konversi alias menyicipi produk Anda (tak harus makanan lho..). Caranya? Tawarkan harga diskon habis ke pertemuan/ acara komunitas. Tak usah ambil untung pun sudah untuk produknya 'dicicipi' oleh konsumen. Tentu saja pastikan produk Anda sudah lulus 'Uji Ngangenin'.
Penyebar Virus
Pikirkan, bagaimana caranya agar produk Anda lebih cepat dikenal oleh banyak orang, dengan biaya seminimum mungkin. Terpenting adalah memuaskan pelanggan Anda. Karena pelanggan yang puas, mulutnya akan kemana-mana.
Media sosial, komunitas dan para bintang/tokoh bisa menjadi penyebar virus yang cepat. Tentu 1 hal yang harus dipenuhiterlebih dahulu adalah produk/jasa yang benar-benar memuaskan minimum 80% pelanggan Anda.
Hari ke6 Pakai Dongkrak
Mendapatkan omzet 100 juta, bisa banyak cara. Anda sendirian menjual sejumlah 100 juta. Bisa juga Anda merekrut 10 orang reseller untuk menjual masing-masing 10 juta. Atau merekrut 10 orang reseller tersebut, merekrut masing-masing 10 orang dropshipper dengan omzet 1 juta per orang. Sama kan hasilnya? "Tapi kan harus ngasih mereka komisi segala?" >> Jika kita kikir dalam berbagi, justru akan lambat dan sedikit yang akan kita dapat. Cek aja, adakah pengusaha triliuner yang gak punya karyawan, semuanya dia kerjakan sendiri? Yakin gak ada. Semakin tinggi gunung yang akan didaki, semakin besar tuntutan kerjasamanya.
Dongkrak bukan hanya bagian penjualan saja, tapi juga bagian lainnya yangn tak kita miliki. Saya pribadi tak mau bekerja sendirian. Saya selalu bermitra dengan orang lain. Tak ada saham perusahaan saya yang saya miliki 100%. Semua orang bisa berbisnis asalkan mau bekerjasama.
Apa kelebihan kita, disitu kita fokuskan. Apa kekurangan kita, disitu kita berkolaborasi. "Kalau saya gak punya kelebihan Mas J?">> simak berikut ini..
Sering saya katakan kepada para mahasiswa bahwa saat kuliah, berkawanlah dengan 3 macam kawan. Pertama, kumpullah dengan mereka yang pandai, kelak mereka akan menjadi manajer-manajermu. Kedua, kumpullah dengan mereka kaya, kelak mereka akan jadi investormu. Ketiga, kumpullah dengan mereka yang supel, kelak mereka akan membantu memasarkan produkmu. "Lha kalau mereka bertiga saling kumpul, aku jadi apa donk Mas J?" >> Anda jadi orang yang menjerumuskan mereka untuk melangkah. Karena tanpa lokomotif, gerbong gak jalan. Jangan takut bermitra dengan orang lain. Meskipun ia
menghianati Anda suatu saat, tak akan sia-sia pengalaman, kredibilitas dan jaringan yang telah dibangun.
Selain tenaga orang lain, yang tak kalah penting adalah mencari mentor bisnis yang bisa memberikan jalan pintas yang tak terfikirkan oleh Anda sebelumnya. Daripada trial error terus, lebih baik trial bener.
Hari ke7 Ngeyel dengan Strategi
Coba perhatikan lalat, dia punya konsistensi (baca: ngeyel), tapi sayangnya ia tak punya strategi. Ia terus menerus membenturkan kepalanya ke kaca, berharap jendela kaca akan terbuka. Beda dengan dengan semut, saat tahu kaca tak dapat dilalui, semut memilih mundur, belok kanan atau kiri, mencari jalan lain untuk mencapai tujuan. Begitulah seharusnya,ngeyel (gigih) itu harus, tapi bukan main sruduk saja. Ini alurnya..
"Batu sekeras apapun, jika ditetesi dengan air terus-menerus akan berlubang juga." >> Setuju..! Tapi kalau tujuannya melubangi batu, pakai bor aja lebih cepat, he he he.. Itulah ilustrasi ngeyel dengan strategi.
Wajar jika pengusaha pemula memiliki sifat ‘kutu loncat’ alias coba sana-sini. Sah-sah aja untuk mencari bentuk yang pas untuk dirinya. Tapi kapan Anda mau ‘menikah’ dan ‘beranak pinak’, kalo coba-coba terus? *bisnis maksudnya..*.
Jika ‘amunisi’ Anda pas-pasan, mulailah bisnis yang menghasilkan uang (cashflow) harian atau bulanan, bukan proyekan, apalagi tahunan. Kelancaran tunai pada bisnis Anda sangat penting untuk keberlangsungan bisnis. Bisa jadi secara laporan keuangan, perusahaan untung, tapi jatuh bangkrut karena uang tunainya kurang (macet di piutang). Setelah bisnis ber-cashflow harian/bulanan lancar, barulah ekspansi ke bisnis yang ber-cashflow proyekan.
Bagaimanapun, tak ada yang benar atau salah dalam bisnis. Yang ada adalah konsekuensi atau akibat dari setiap pilihan atau keputusan kita. Jika kita meyakini bahwa “kegagalan adalah pembelajaran”, maka tak ada yang sia-sia dan perlu ditakutkan pada setiap keputusan kita.
0 comments:
Post a Comment