Secara umum, metode bisnis ini adalah menjual shoutout. Bagi Anda yang belum tahu, shoutout adalah metode promosi berbayar di Instagram. Kalau Anda familier dengan Twitter, metode ini sudah
dijalankan sejak awal Twitter booming di Indonesia.
Secara prinsip, menjadi buzzer di Twitter dan Instagram sama saja. Yang membedakan hanyalah medianya. Kalau di Twitter adalah teks, sedangkan di Instagram yang utama adalah foto, atau gambar.
Kalau Anda berpikir bisnis ini rumit, maka Anda harus berhenti menjalani internet marketing. Sejauh pengalaman saya, dibandingkan bisnis model Adsense, affiliate, dropship, dan lain-lain, bisnis ini adalah yang paling sederhana. Paling mudah dilakukan oleh siapa saja, dengan latar belakang
apa pun.
Modal yang Anda keluarkan pun terhitung murah. Yaitu:
1. Smartphone
2. Pulsa internet
3. Akun Paypal untuk menerima pembayaran
Anda tak perlu membeli smartphone mahal. Cukup beli yang di bawah satu juta rupiah. Tak perlu mengisi smartphone itu dengan banyak aplikasi, supaya kinerja smartphone Anda tetap cepat dan ringan.
Sebagai info, salah satu smartphone yang saya gunakan adalah merek Lenovo seharga Rp700.000. Uang yang dihasilkan dari smartphone itu sudah puluhan kali lipat dari harga belinya. Ponselnya pun masih saya pakai untuk mengurus salah satu akun
Untuk pulsa internet, silakan pakai yang sesuai kesukaan Anda. Yang perlu diperhatikan, pakai yang koneksinya cepat dan paling jarang trouble. Pakai yang terbaik, walaupun harganya mahal. Percaya saya, uang yang Anda keluarkan tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan
income yang akan Anda dapatkan.
Untuk akun Paypal, verifikasi dengan kartu kredit. Tujuannya, agar akun Anda tidak terkena limit. Kalau tak punya kartu kredit, beli virtual credit card, atau VCC. Ada banyak jasa VCC di Ads.id maupun tempat lain. Pilih saja yang Anda percaya.
Kisaran modal yang Anda keluarkan adalah sekitar Rp1.000.000,-. Tak perlu khawatir, modal itu akan balik dalam waktu singkat.
Audien Jasa Shoutout Intagram
Apa yang dibutuhkan audiens dari jasa shoutout kita? Dan bagaimana kita memenuhi kebutuhan itu?
Pada dasarnya, calon klien kita butuh agar produk atau jasa yang mereka jual lebih laku. Mereka “tidak butuh” follower. Yang mereka butuhkan adalah kenaikan omset. Itulah yang harus menjadi fokus kita.
Follower adalah orang-orang yang mengikuti akun Instagram kita. Tingkat engagement adalah ukuran interaksi antara kita dengan follower kita.
Contoh, jika kita membuat satu posting dan dalam waktu singkat banyak yang berkomentar, memberi like, atau repost (nge-share postingan kita), berarti tingkat engagement-nya cukup tinggi.
Ketika tingkat engagement akun kita tinggi, kita bisa dengan mudah memengaruhi follower untuk membeli produk atau jasa yang dijual klien. Itulah yang dibutuhkan klien.
Follower banyak tanpa engagement memadai sama juga bohong. Jadi jika Anda berpikir Anda bisa menjalankan bisnis ini dengan membeli ribuan bahkan jutaan follower melalui jasa penambah follower, Anda salah total.
Follower yang dijual oleh jasa semacam itu biasanya akun yang tidak aktif, bahkan fake account. Jelas tak akan ada tingkat engagement yang bagus pada akun Anda. Meskipun follower Anda jutaan, namun setiap kali posting yang memberi like hanya 1-2 orang, dan tidak ada yang berkomentar. Akun seperti ini akan sulit mendapat klien.
Bagaimana cara mendapatkan follower banyak dengan tingkat engagement tinggi? Saya akan bocorkan rahasianya pada bagian lain blog ini.
0 comments:
Post a Comment